PADA TAHUN 1.800an
Menurut cerita rakyat daerah, Desa Buntu terbentuk dari lahar gunung sindoro yang meletus dan lahar letusan gunung sindoro terdapat gundukan batu dan pasir, peristiwa tersebut terjadi pada masa penjajahan Belanda kala itu.
Pada suatu hari ada seorang petugas yang memeriksa tempat yang terkena lahar akibat letusan gunung berapi dan menemukan banyak gundukan batu, hal tersebut terdengar sampai ke masyarakat, sehingga penyebutan timbunan batu berubah menjadi BUNTU.
Kemudian datanglah Kyai Citro yang sering dipanggil "MBAH CITRO" beliau membuat petilasan sehingga terbentuklah pemukiman yang disebut "DESA BUNTU"
Awal mula masyarakat mendiami desa buntu yaitu di bagian barat desa karena dekat dengan jalan raya, tetapi karena kurang aman pada saat itu dikarenakan masih dalam penjajahan belanda, semua warga masyarakat berpindah ke tempat yang lebih aman ke timur yaitu naik ke lereng gunung sindoro yang hingga saat ini masyarakat Desa Buntu bermukim dan menetap.
Ada juga versi yang mengatakan awal mula nama BUNTU karena masyarakat pindah ke timur ke lereng gunung sindoro yang jauh dari jalan raya sehingga mereka menyebutnya BUNTU karena jauh dari jalan raya.
SEJARAH KEPEMIMPINAN DESA BUNTU
Dari Tahun 1810-1930
Dipimpin oleh 4 Kepala Desa, diantaranya yaitu:
- Mbah Wongso
- Mbah Gusti
- Mbah Duri
- Mbah Ponirah
Tahun 1930-1960
Dipimpin oleh Mbah Kuat Kartodrono
Tahun 1960-1990
Dipimpin oleh Mbah Karso Dimulyo
Tahun 1990-2002
Dipimpin oleh Mbah Noto Prayitno
Tahun 2002-2008
Dipimpin oleh Bapak Triyono
Tahun 2008-2014
Dipimpin oleh Bapak Ciptadi
Tahun 2014-2019
Dipimpin oleh Bapak Supardi
Tahun 2019-Sekarang
Dipimpin oleh Bapak Suwoto